OM Swastyastu,
--- Ya Tuhan, semoga Engkau selalu memberikan perlindungan ---
Hampir setiap agama memiliki slogan-slogan seperti itu (slogan di
atas), tapi bagi agama Hindu tidak sekedar slogan. Proses kegiatan yang
ada dalam agama Hindu adalah berdasarkan Kitab Suci Weda (Sastra Weda),
yang mana didalamnya terkandung berbagai cabang Weda sesuai dengan
fungsi dan tujuannya, baik yang kelihatannya bersifat material dan juga
yang lebih tinggi yang bersifat rohani secara langsung. Namun demikian
tujuan dari Weda itu adalah memberikan sarana kepada seluruh umat
manusia agar mengerti tentang Tuhan, yang mana Tuhan, siapa diri kita
dan bisa berbuat untuk memuaskan Tuhan. Karenanyalah untuk bisa mengerti
tentang Weda dan tujuannya, Tuhan menurunkan orang-orang sucinya dalam
suatu garis perguruan yang disebut sampradaya, seperti ayat dalam
Padma Purana berikut :
sampradaya vihina ye mantras te nisphala matah
atah kalau bhavisyanti catvarah sampradayinah
sri, brahma, rudra, sankara vaisnawah ksiti-pavanah
catvaras te kalau bhavya hy utkale purusottama
“
Mantra dalam sloka apapun yang diterima tidak melalui silsilah Guru
Kerohanian yang sah dan suci, maka hal itu adalah sia-sia belaka, oleh
karena itu, empat pribadi yang maha mulia akan muncul untuk melanjutkan
kembali garis perguruan yang hampir putus tersebut, pendiri sampradaya
itu adalah Sri Mahalaksmi, Brahma, Rudra, Sanaka Maharsi, itulah yang
akan menyelamatkan dunia. Para Acarya yang suci akan menghadirkan mereka
di kota suci Purusottama. “
Jadi turunnya ajaran Weda adalah
melalui jalur dari sampradaya ini dan tidak satupun ajaran Hindu yang
lepas dari sampradaya-sampradaya ini, walaupun ada pengembangan
selanjutnya, sehingga terbentuk atau tergabung dengan budaya lokal.
Ke-semua sampradaya ini adalah garis perguruan Weda yang dikehendaki
oleh Tuhan, karenanya Tuhan mengutus roh-roh yang agung yang merupakan
teman intim dari Tuhan, seperti nama-nama yang dijelaskan di atas itu.
Sehingga di dalam Hindu ada berbagai jenis garis perguruan yang disebut
sampradaya yang merupakan kekayaan bagi Hindu itu sendiri yang dari
jaman lampau semua sampradaya ini adalah rukun satu sama yang lain dan
saling menghormati. Kitab Suci Weda adalah milik dari semua sampradaya
itu. Inilah kelebihan daripada Hindu sehingga Hindu selalu menebar
kesejahteraan dan kedamaian bagi setiap makhluk hidup. Satu contoh
dimana umat Hindu selalu mengucapkan “Om Swastyastu”. Kata “Om
Swastyastu” secara indah telah tertulis dalam Kitab Suci Weda bagian
Bhagavata Purana, oleh Rsi Vyasa Deva yang adalah murid langsung Deva
Rsi Narada. Deva Rsi Narada murid dan putra dari Dewa Brahma. Dewa
Brahma menerima langsung ajaran dari kepribadian Tuhan. Demikianlah
Srila Vyasa Deva yang begitu kaliber, bukan manusia biasa tapi beliau
adalah seorang mahajana dan saktyavesa avatara, telah mencantumkan
swastyastu dalam ayat berikut :
svasty astu visvasya khalah prasidatam
dhyayantu bhutani sivam mitho dhiya
manas ca bhadram bhajatad adhoksaje
avesyatam vo matir apy ahaituki
Artinya :
“
Semoga ada keberuntungan yang baik di seluruh alam semesta dan semoga
semua orang-orang yang iri dipuaskan. Semoga semua makhluk hidup menjadi
tenang dengan mempraktekkan bhakti yoga, karena dengan melaksanakan
bhakti, mereka akan berpikir tentang kesejahteraan masing-masing yang
lain. Dengan demikian marilah kita semua sibuk didalam pelayanan kepada
Tuhan Yang Maha Tinggi, Sri Krishna dan senantiasa tetap khusuk
berpikir tentang Beliau. “ (Bhagavata Purana, skanda 5 Bab 18 ayat 9).
(Adhoksaje adalah nama lain dari Sri Krishna).
Dari
ayat ini, betapa agungnya dan mulianya Vyasa Deva. Demikian juga
betapa agung dan mulianya kualifikasi yang akan dimiliki oleh umat
Hindu ketika memberikan salam “Om Swastyastu”, karena kata-kata itu
adalah berkat dan hadiah dari Srila Vyasa Deva yang telah menurunkan
Kitab Suci Bhagavata Purana. Di dalam Bhagavata Purana ini dijelaskan
semua sejarah kegiatan Tuhan yang ada di alam semesta ini. Dengan cara
memberikan pelajaran melalui wacana dan contoh-contoh kegiatan daripada
Tuhan, penyembah-penyembah Tuhan yang agung dan juga makhluk hidup yang
menentang Tuhan. Jadi Bhagavata Purana adalah salah satu kunci yang
utama Kitab Suci Weda. Seperti ayat berikut menjelaskan :
artho yam brahma-sutranam bharatartha-vinirnayah
gayatri-bhasya-rupo sav vedartha-paribrmhitah
Artinya :
“
Makna dari Vedanta Sutra disajikan dalam Bhagavata Purana, penjelasan
yang penuh tentang Mahabharata juga ada, penjelasan tentang brahma
gayatri juga ada, dan merupakan ekspansi sepenuhnya, dari semua
pengetahuan Weda. “ ( Garuda Purana, dikutip dari Cc. M. 25.143 )
sarva-vedanta-saram iti srimad-bhagavatam isyate
tad-rasamrta-trptasya nanyatra syad ratih kvacit
Artinya :
“
Bhagavata Purana dinyatakan sebagai intisari dari filsafat Vedanta,
orang yang merasakan kepuasan dari minuman kekekalannya, tidak pernah
terikat dengan berbagai ajaran lainnya.“ (Bhagavata Purana, 12.13.15)
Jadi
Bhagavata Purana adalah hadiah tiada taranya bagi umat Hindu, dan
penulisnya Srila Vyasa Deva adalah kepribadian yang tiada tandingannya
di masa kini maupun masa lampau dan masa yang akan datang, yang
merupakan rekan Tuhan yang sangat intim, yang turun sebagai jivan mukta,
dan saktyavesa avatara dari kerajaan Tuhan yang bernama Vaikuntha.
Sejarah rohani Hindu ( itihasa ) khususnya Mahabharata dan Ramayana
adalah darah dari munculnya budaya Hindu di berbagai belahan dunia di
luar India, khususnya nusantara. Sejarah rohani Hindu Mahabharata ini,
ditulis oleh Rsi Vyasa Deva agar di kemudian hari umat Hindu tahu bahwa
agamanya adalah sejarah bukan cerita semata. Kepribadian Tuhan Yang
Maha Esa Sri Krishna, telah merencanakan semua itu, sehingga ada
Mahabharata. Tuhan ada di tengah-tengah Mahabharata, menyabdakan
Bhagavad Gita. Betapa agungnya Mahabharata karena sentuhan tangan kasih
Tuhan dan para penyembah Tuhan yang agung. Bahkan tidak bisa disamakan
dengan para dewa. Bahkan Dewa Rsi Narada bersabda kepada Yudhistira:
“Betapa beruntungnya kalian, wahai Para Pandawa bahkan lebih beruntung
dari para dewa di surga, karena Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Sri
Krishna, senantiasa mendampingimu“. Seluruh dunia memuji keagungan dan
merindukan Mahabharata, karena Tuhan Sri Krishna yang amat menarik hadir
di sana. Selain itu Hindu terkenal karena Mahabharata dan setiap
tempat tirtha yatra yang utama selalu berhubungan dengan Mahabharata.
Budaya
Hindu yang di nusantara tumbuh dan berkembang karena diawali oleh
siraman dari Mahabharata. Garuda adalah tunggangan dari Sri Krishna
sendiri, menjadi lambang dari Negara Indonesia. Namun demikian tolong
dimengerti, tidak semua sejarah bisa dianggap itihasa seperti
Mahabharata. Karena itihasa adalah sejarah kegiatan rohani dari
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dan para penyembahnya yang agung,
karenanya mari kita bersama-sama memperdalam ajaran Hindu agar tujuan
sebagai umat Hindu dapat tercapai seperti tujuan agama Hindu, moksartham
jagadhita ya ca iti dharma. Banyak sejarah India dari masa kolonial
sampai saat ini tidak bisa disebut sebagai itihasa. Oleh sebab itu maaf,
tidak semua sejarah bisa disebut itihasa. Bagi mereka yang tidak bisa
menerima itihasa sebagai Kitab Suci, itu terserah kepada masing-masing
individu. Setiap orang membawa karma masing-masing dan kita harus
mempertanggung jawabkan diri kita dari kelahiran demi kelahiran. Yang
pasti kita menjadi umat Hindu yang paling beruntung.
Lebih
daripada itu keberuntungan bagi umat Hindu adalah juga persyaratan bagi
sebyah agama di Indonesia di penuhi. Salah satunya adalah memiliki
Nabhi maka tepat sekali pendahulu kita, memilih Srila Vyasadeva sebagai
Nabhi Hindu karena memang beliaulah Maha Rsi di jaman Kaliyuga
ini.Srila Vyasadeva turun sebagai Satyavesa Avatara yang khusus di utus
dan diberikan sakti untuk mengumpulkan, menulis serta menjabarkan Kitab
Suci Weda yang demikian rumit.Tanpa kehadiran beliau Kitab Suci Weda
hanya merupakan sebuah cerita-cerita dari mulut ke mulut yang tidak bisa
kita tunjukan sebagai sebuah persyaratan dari Agama.
Beliau
bernama Krsna Dvaipayana , yang dapat menduduki posisi sebagai Vyasa
artinya yang berhak sebagai otoritas utama dari Weda . Sehingga dari
jaman yang lampau hari kelahiran beliau di peringati dan di rayakan
dengan nama Guru Purnima,umat hindu di seluruh dunia merayakan sebagai
wujud Rsi Yadnya yang paling utama,seperti Maulud Nabhi bagi Agama
Islam.Untuk menduduki posisi Vyasa adalah bukan manusia biasa tetapi
beliau yang turun dari dunia rohani yang merupakan utusan Tuhan untuk
turun ke bumi ini.
Marilah kita bersatu-padu bergandengan tangan
saling menghormati satu dengan yang lain. Kita memiliki PHDI sebagai
lembaga dimana kita bisa berkumpul dan menyatakan diri sebagai umat
Hindu, kita mesti junjung tinggi dan kita tempatkan sebagai lembaga
yang terhormat. Mari setiap hari kita berperang melawan musuh-musuh
yang ada dalam hati kita berupa: nafsu, kemarahan, kebingungan,
kelobaan, kemabukan dan iri hati. Agar kesejahteraan lahir bathin
selalu tercipta, bukan saja dikalangan umat Hindu, tapi di seluruh umat
manusia. Semoga kami dan seluruh umat Hindu menjadi teladan bagi
seluruh umat manusia di bumi ini, sehingga seluruh umat manusia tanpa
terkecuali, demikian pula binatang dan tumbuh-tumbuhan merasakan damai,
sejahtera dan aman dalam kasih Tuhan. Umat Hindu yang paling beruntung
adalah dia yamg telah menebar kasih yang mengakibatkan rasa damai,
sejahtera dan aman bagi seluruh umat manusia tanpa terkecuali, termasuk
binatang dan tumbuh-tumbuhan. Tat Astu.
OM Shanti Shanti Shanti OM
--- Ya Tuhan, semoga Damai di Hati, Damai di Dunia, Damai untuk selamanya ---
Hari Om Tat Sat
skcon-indonesia Sri Sri Krishna Balarama Ashram
Sumber : http://www.hukumhindu.or.id/sumber-salam-om-swastyastu/
No comments:
Post a Comment
Boleh berkomentar panjang lebar, silahkan!Tulisan ini mungkin sinis tapi mudah-mudahan bisa memberi pengertian dan kesadaran untuk lebih mencintai Agama,Tanah Air, Bangsa dan Nusantara. Mencintai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa, budaya serta peninggalan-peninggalan leluhur seperti Candi-candi, Pura, Puri, Purana ataupun yang lainnya.