Renungan


Translate

Siapakah Pembawa Ajaran Hindu Ke Dunia?

Om Swastiastu ...
Oleh : Sri Jahnava Nitai Das


Sejauh kita perhatikan dalam sejarah, Hindu Dharma tidak memiliki satu pendiri seperti agama-agama lain. Pustaka-pustaka suci kuno India (Veda) menyatakan bahwa dharma ini sesungguhnya didirikan atau berasal langsung dari Tuhan Sendiri (dharman tu saksadbhagavad pranitam). Dari sudut pandang kitab suci, ‘agama’ atau dharma ini termanifestasi bersamaan dengan setiap kali penciptaan oleh kehendak Tuhan. Setelah penciptaan siklik dari alam semesta yang menjadi tempat kita hidup saat ini, Tuhan Tertinggi yang disebut sebagai Narayana dalam Veda, mengajarkan dharma kepada Brahma, insan pertama di alam semesta. Brahma kemudian mengajarkannya kembali kepada putra-putranya, salah satunya adalah Narada, yang kemudian menyampaikannya lagi kepada Vyasa Mahamuni. Dengan cara inilah dharma yang purba ini diturunkan melalui sebuah rangkaian garis perguruan yang bermula langsung dari Tuhan melalui jutaan tahun yang tak terhitung lamanya.

Dengan demikian agama yang bersumber dari Veda ini dikenal sebagai sanatana-dharma, atau agama yang kekal, karena ia melampaui segala konsep ruang dan waktu buatan manusia. Kita tidak boleh bingung antara sanatana dharma dengan keyakinan agama lain yang bersifat sektarian, karena sanatana dharma ini sungguh-sungguh merupakan fungsi yang asli dari sangjivatma, sebagaimana sifat cair tidaklah dapat dipisahkan dari air.Nama atau kata modern Hinduisme atau agama Hindu, merupakan istilah yang baru sajadikembangkan pemakaiannya kira-kira 700 tahun yang lalu oleh penjajah Muslim di India. Adasebuah sungai yang disebut Shindu, yang salah disebut oleh para penjajah ini sebagai Hindu.Semua orang yang tinggal di seberang sungai itu, tak peduli apapun keyakinannya, disebut oleh mereka orang-orang Hindu. Ajaran-ajaran suci dan nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang ‘Hindu’ ini secara mudah juga mereka sebut agama Hindu, untuk membedakannya dari keyakinan yang mereka anut. Sehingga tentu saja salah apabila kita menyimpulkan bahwa ada kemungkinan kita dapat melacak sejarah awal agama kuno India berdasarkan penggunaan kata ini dalam sejarah. Kita harus mengetahui bahwa dalam kitab-kitab suci ‘Hindu’ yang purba ini tak dapat ditemukan satu kata Hindu pun. Namun kita menemukan kata sanatana-dharma(dharma yang kekal), vaidika-dharma (dharma dari Veda), bhagavata-dharma (dharma yang berasal dari Tuhan), dan sebagainya. Dharma ini senantiasa segar dan abadi. Artinya dia tidak pernah ketinggalan jaman dan ada untuk selamanya. Dijelaskan dalam sastra suci Veda bahwa kapanpun dharma ini melemahatau bahkan lenyap, maka Tuhan Sendiri akan turun membangunnya kembali. Salah satuny adalah ketika Beliau turun sebagai Sri Krishna 5000 tahun yang lalu. Beliau menegakkan kembali dharma dengan memusnahkan berbagai kekuatan jahat dan menyabdakan kembali Bhagavad-gita di tengah medan perang Kuruksetra. “Yada yada hi dharmasya glanir bhavati bharata abhyutthanam adharmasya tadatmanam srijamy aham,” Kapanpun prinsip-prinsip dharma mengalami kemunduran dan adharma merajalela, pada saat itu Aku (Tuhan) sendiri turun untuk menegakkannya kembali” (Bhagavad Gita 4.7). Dalam sejarah Veda, ada tak terhitung banyaknya orang-orang suci yang datang dan menyebarluaskan ajaran-ajaran rohani yang terkandung dalam Pustaka Suci Veda, tetapi tak satupun dapat disebut sebagai pendiri agama. Masing-masing adalah murid (sishya) dari seorang guru dan masing-masing juga menyampaikan pengetahuan yang sama sebagaimana diajarkan oleh gurunya terdahulu. Inilah sistem Veda, tidak ada pendiri, karena setiap orang pertama-tama dan utamanya adalah seorang murid. Dharma tidak bisa dibuat manusia, diawali oleh manusia, atau bahkan oleh makhluk-makhluk lain yang lebih dari manusia. Dharma dijelaskan sebagai ajaran dan petunjuk langsung dari Tuhan, “dharman tu saksad bhagavad pranitam.” Dharma ini tidak bermula dari makhluk fana apapun (apauruseya).

Bagaimana kita bisa yakin bahwa ajaran Hindu yang bersumber pada Veda inisungguh-sungguh berasal dari Tuhan? Mudah saja, pertama tidak ada yang bisa membuktikan kapan Veda bermula. Veda sanatana, kekal abadi, anadi dan ananta, tiada awal dan akhirnya,karena Veda merupakan sabda-brahma yang memancar (nigama) langsung dari Tuhan YangMaha Esa, yang juga adalah sanatana, anadi, dan ananta. Kedua, Veda merupakanapauruseya, tidak berasal dari makhluk fana. Tidak satu agamapun yang bisa mengatakanajaran atau kitab sucinya apauruseya, semua agama lain terbukti memiliki nabi yang mengawaliberdirinya agama itu. Ketiga, hanya dalam Veda Tuhan Sendiri berjanji untuk menjaga dharma ini secara langsung. Beliau Sendiri bersedia menyisihkan keagungan-Nya (paratva) untuk turunke dunia menyelamatkan Veda-dharma. Beliau sungguh-sungguh menunjukkan betapa besarkasih sayang-Nya (vatsalyatva) bagi pengikut Veda. Untuk mereka Beliau menyediakan Diri-Nya untuk mudah didekati (saulabhya) dan dapat bekerja sama dengan mereka menjaga dharma (sausilya).
Dalam agama lain, ajaran seperti ini tidak ada. Secara logika (anumana) kita bisamenyimpulkan bahwa tuhan yang dipuja di sana bukanlah Tuhan Sejati, karena tuhan itu tidak mampu turun ke dunia. Apapun alasannya, apabila ada yang tidak bisa dilakukan oleh suatu Ada/Being (vastu), maka pastilah itu bukan Tuhan. Bagaimana mungkin ada tuhan yang tidak mampu melakukan sesuatu? Kemudian andaikata yang dipuja itu adalah Tuhan Sejati yang disebutkan juga dalam Veda, maka Tuhan menganggap selain Vedadharma tidak pantas atau tidak cukup layak mendapatkan perhatian yang besar. Buktinya Beliau tidak bersedia secara langsung turun ke dunia menjaga dharma non-vedik itu.
Hanya dari tiga kenyataan ini saja kita sudah mampu melihat bahwa Veda dharma ini memang sungguh-sungguh berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Sebenarnya lebih mudah membuktikankeabsahan Veda dibandingkan ajaran-ajaran agama bernabi. Siapa bisa menjamin kalau manusia-manusia yang disebut nabi, yang lahir tidak lebih dari beberapa ribu tahun yang lalu itu, memang benar menerima wahyu dari Tuhan? Mereka hanya membawa suatu ajaran yang berasal entah dari mana dan bersifat eksternal (external unknown source). Mereka memaksa suatu masyarakat berubah di bawah ancaman dan hukuman. 
Berbeda dengan para Maharishi. Para Maharishi menyatakan bahwa mereka hanyalah menyampaikan dharma yang kekal, dharma yang terkandung dalam diri sejati kita. Mereka hanyalah berusaha mengembalikan apa yang sesungguhnya memang milik kita, menyatu dengan jati diri kita yang asli. Para Maharishi tidak datang untuk sekedar menyuruh kita tunduk kepada Tuhan dan diri mereka sebagai utusan-Nya. Beliau-beliau ini hanya menyatakan diri sebagai orang yang lebih dahulu menginsafi Brahman Tertinggi, kemudian mengajak kita untuk turut mengalami sendiri potensi tak terbatas kita dalam berhubungan dengan Brahman. Ajarannya merupakan cara kita melatih diri menginsafi dharma sejati kita. Inilah yang menjadi dasar ajaran rohani yang kini disebut Hindu itu.  
Untuk tambahan silakan baca http://lingganarayana.blogspot.com/2009/08/pewahyuan-weda-dan-misteri-wahyu.html
Sambil mencoba mengisi content blog dan usaha untuk belajar untuk menjadi seorang narablogger(bahasa orang yang senang ngeblog versi dagdigdug.com) biar ke tingkat advance, dengan melakukan survey atau lebih tepatnya mengamalkan ilmu follow the competitor, sampailah ke satu situs yang membuat jari-jari ini berhenti ngeklik dan membaca dengan intense. Karena apa? di salah satu situs yang sangat luar biasa saya menemukan satu artikel yang menguatkan atau melengkapi postingan awal saya(Wedangga=Weda Sruti?...). Situs ini layak mendapat 4 jempol(sampai jempol kaki), saya rekomendasikan dan saya jadikan inspirasi/patokan/referensi dalam konteks pengkajian wedangga baik secara keilmuan weda maupun keilmuan ilmiah. Situs yang beralamat di http://ngarayana.web.ugm.ac.id/ ini dikelola oleh admin dengan nickname ngarayana, yang sangat lugas dan cerdas, mengulas keilmuan weda yang dikomparasikan dengan keilmuan ilmiah, sungguh ruarrrr biasa, salut!
Kembali ke judul post, pada postigan tanggal Rabu, 12 Agustus 2009, Ngarayana menulis postingan judul "Poster kronologi pewahyuan Veda", saat membacanya hati saya langsung berkata "nah ini dia yang saya cari", langsung saya minta ijin untuk mengutipnya, membaginya disini dan mencoba mekomparasinya dengan wahyu wedangga.


Pewahyuan Weda


Dalam artikel tersebut, dijelaskan bagaimana proses kitab suci Weda diturunkan (Sruti) kepada 7 Sapta Maha Rsi yang akhirnya disusun menjadi kitab (Smerti) oleh Bagawan Abiyasa/Vyasa. Bahkan sampai-sampai menyertakan posternya segala (speechless saya bro, 4 thumbs up).
Menurut Kitab Weda yang konon telah diturunkan 1,9 Milyar tahun yang lalu (buset) dengan cara lisan(Sruti), akhirnya pada tahun 3.138 sm dikodifikasi, dikumpulkan dan ditulis ulang oleh Maha Rsi Vyasa. 

Proses pewahyuan/penurunan weda ini dapat dilihat di kitab yajurveda 30.7:
Yajurveda 30.7
Tasmad Yajnat sarvahuta
Rcah samani jajnire
Chandami jajnire tasmad
Yajus tasmad ajayata
Artinya;
“Dari Tuhan Yang Maha Agung dan kepadanya umat manusia mempersembahkan berbagai yadnya dan daripadanya muncul Rgveda dan Sama veda. Daripadanya muncul yajurveda dan Samaveda“


Dalam proses pewahyuan Weda tersebut, ada beberapa cara yang dikenal, diantaranya adalah :
1. Svaranada, gema yang diterima oleh para Rsi yang kemudian menjadi sadba Tuhan yang kemudian disampaikan kepada murid-muridnya.
2. Upanisad, pikiran para Rsi dimasuki oleh sabda Brahman dan berfungsi sebagai penghubung dalam kondisi pendidikan “Param-para”
3. Darsana atau Darsanam, dimana para Rsi berhadapan secara rohani dalam suatu situasi gaib yang bersifat spiritual.
4. Avatara, yakni pewahyuan dengan menerima langsung dari perwujudan Tuhan yang menjelma langsung ke dunia, seperti Arjuna menerima ajaran Bhagavad Gita dari Sri Krsna dalam medan perang Kurusetra
Sebagaimana dijelaskan dalam Brahma Samhita, Catur Veda diterima pertama kali dari Tuhan Yang Maha Esa oleh mahluk hidup yang pertama, yaitu Dewa Brahma. Dewa Brahma menurunkan ajaran Veda kepada sapta rsi (7 Rsi) yaitu;
1. Rsi Grtsamada, yang banyak disebut dalam hubungannya dengan turunya wahyu-wahyu pada Rgveda Mandala 2.
2. Rsi Visvamitra, yang dikaitkan dengan seluruh Mandala 3 Rgveda.
3. Rsi Vamadeva, yang dikaitkan dengan Mandala 4 Rgveda
4. Rsi Atri, yang berhubungan dengan Mandala 5 Rgveda. Dalam keluarga Rsi Atri disebut bahwa terdapat 36 Rsi penerima wahyu.
5. Rsi Bharadvaja, yang banyak dikaitkan dengan turunnya Mandala 6 Rgveda, kecuali beberapa bagian yang berhubungan dengan nama Sahotra dan Sarahotra.
6. Rsi Vasistha, yang banyak berhubungan dengan Mandala 7 Rgveda. Dalam kisah Mahabrata, rsi ini juga sering disamakan dengan Rsi Visvamitra.
7. Rsi Kanva, yang merupakan nama pribadi dan nama keluarga yang banyak dikaitkan dengan mandala 8 Rgveda. Adapun mandala 9 dan 10 adalah kumpulan wahyu yang diterima oleh beberapa Rsi yang lain.


Penyampaian Veda kepada seluruh umat manusia berlangsung melalui sistem parampara dan sebagian besar hanya disampaikan secara lisan dari guru ke murid. Hal ini berlangsung selama jutaan tahun. Sampai akhirnya pada akhir jaman Dvaparayuga atau pada awal jaman Kaliyuga, Maha Rsi Vyasa (Veda Vyasa) yang diyakini sebagai Avatara Tuhan melakukan kodifikasi, pengumpulan dan penulisan ulang Veda. Hal ini beliau lakukan karena beliau sadar bahwa pada jaman Kaliyuga ingatan manusia akan merosot tajam sehingga untuk membantu pengajaran Veda selanjutnya diperlukan teks-teks Veda yang ditulis dalam kulit kayu, batu dan sejenisnya (ngarayana,2009, Poster kronologi pewahyuan weda,( www.ngarayana.web.ugm.ac.id ).
Misteri Pewahyuan Wedangga
Nah wedangga atau diartikan "Weda Ana Ring Angga" adalah satu tingkatan spiritual dimana orang yang telah sampai di tingkat tersebut, akan bisa membahasakan bahasa roh dalam bentuk mantra atau bahasa, berkomunikasi dengan roh-roh suci, mempunyai kemampuan spiritual khusus dan dapat mendapat wahyu berupa pengetahuan spiritual.
Wedangga ini identik dengan kemampuan berbahasa (bahkan bisa berbicara arab, china, yahudi, latin/kristen dll, padahal orangnya gak pernah mempelajari bahasa tersebut) atau mengucapkan mantra-mantra tertentu sesuai maksud penggunaannya (sembahyang, pengobatan dan jaga diri) dan gerak-gerak (mudra) yang sangat kentara sebelum melakukan kegiatan terutama persembahyangan. Pewahyuan wedangga biasanya berlangsung dimana oarang tersebut masih dalam keadaan sadar ketika menyampaikan wahyu tersebut. Ini berbeda dengan praktek spiritual balian/mangku/jero dasaran (shamanic) yang umum di Bali. Kalau di Bali masih dipercaya satu orang dengan tingkatan tertentu yang dianggap mampu untuk menyampaikan pesan-pesan dari roh-roh. Biasanya menyampaikan pesan dari pitara/leluhur atau ida sesuhunan(roh yang menjadi sungsungannya dalam praktek spiritual) berupa pesan kehidupan, kesembuhan/sebab-sebab penyakit/malapetaka dan pengetahuan tentang kehidupan spiritual. Untuk Di Bali praktek-praktek pewahyuan dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
1. Kerauhan
dimana mediator tidak sadarkan diri (trance) dalam menyampaikan pesannya, bisa melaksanakan kegiatan yang diluar nalar seperti: mendadak bisa menari, menusuk dirinya, bertingkah seperti binatang tertentu, di suatu kondisi tertentu berbahasa yang diluar kemampuannya (jawa kuno dll). Jika dilihat dari kaca spiritual, tampaknya mediator tersebut dipinjam raganya oleh roh-roh dengan energi yang lebih besar sehingga kadang-kadang terlihat mediator menjadi lemas setelah proses kerauhan tersebut dan pesannya kadang-kadang gak jelas (kadang dalam keadaan menangis atau marah-marah gak karuan.
2. Jero Dasaran/Mangku Tapakan
Ini biasanya dilaksanakan oleh seseorang yang mendapat pengakuan sosial dari masyarakat atau bisa dikatakan telah menjadi profesi di tingkat spiritual. Orang tersebut hanya bisa mengarahkan roh-roh mana yang akan dimasukan (katanya) sesuai dengan keinginan klien dengan perantaraan sarana sesajen tertentu(beras, air,dll). Biasanya pesannya dapat didengar dengan jelas dan terkontrol, namun masih bersifat kerauhan dimana mediator tidak sadarkan diri atau menggunan sarana dupa sebagai pertanda waktu mediator untuk menyadarkan diri, ketika dupa telah habis dan menyentuh tangannya (ya iyalah panas bok).
3. Titah/sabda
Ini biasanya diterima dimana kesadaran mediator masih dikontrol, biasanya mediator dalam prosesi spiritual tertentu (sembahyang, meditasi, bertapa). hanya didengar oleh mediator sendiri tidak bisa dibahasakan secara langsung bersifat pribadi.
4. Tutur
Ini berbeda dengan kerauhan dimana mediator melakukannya secara sadar. Namun pada waktu bicara, apa yang dibicarakan bukan berasal dari kehendak mediator. Biasanya berisi ajaran-ajaran atau ilmu pengetahuan spiritual untuk berkehidupan. Bahasanya dapat dimengerti, biasanya menggunakan bahasa Bali atau bahkan bahasa indonesia.Tentu hal ini sangat sulit dan hanya dapat dilakukan di tingkat spiritual tertentu, dimana keikhlasan dan pikiran mediator telah dapat dikendalikan, sehingga tidak bercampur dengan tutur tersebut. Ini biasanya dapat ditemukan setiap mengadakan persembahyangan bersama di pesraman(Purnama Tilem atau Tirtayathra). Tentu yang mampu sebagai mediator "tutur" tingkat wedangga-nya telah mumpuni dan telah mengetahui mantra kunci-kunci tertentu, agar pesan yang datang tersebut betul-betul dari beliau bukan dari roh-roh lain.
Jika dikaitkan dengan pewahyuan weda di atas nampak jelas beberapa persamaan dalam konteks pewahyuan terutama dalam Svaranada (gema yang diterima oleh para Rsi yang kemudian menjadi sadba Tuhan yang kemudian disampaikan kepada murid-muridnya). Namun tetap kami ingatkan Weda bersifat universal sedangkan wedangga untuk diri sendiri. Tutur hanya salah satu dari banyaknya ajaran agama untuk menuntun kita dalam kehidupan. Semoga bermanfaat.


Om Shanti Shanti Shanti om...


Sumber : Vedanta Yoga http://www.facebook.com/groups/diskusi.agama/

Artikel Terkait

19 comments:

  1. mudah2han hukum karma phala makin cepat berjalan
    astungkara
    swaha
    jay,,,,,,,,,

    ReplyDelete
  2. kerennnn suksma atas ajaran dharmanya

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
  4. Sangat menginspirasi,,,astungkara,,,svaha...

    ReplyDelete
  5. Sangat menginspirasi,,,astungkara,,,svaha...

    ReplyDelete
  6. Since the first island of Java, which can also mean the archipelago has a natural lush, abundant mineral in the earth
    bandar togel sgp yang paling aman

    ReplyDelete
  7. .Nama atau kata modern Hinduisme atau agama Hindu, merupakan istilah yang baru sajadikembangkan pemakaiannya kira-kira 700 tahun yang lalu oleh penjajah Muslim di India.

    [Mohon referensi pernyataan anda diatas. Pada masa hidup Nabi Muhammad saw 570-632, kata 'Hind' sudah dipakai utk menunjuk wilayah India. Dan, bukan hanya beliau saja yang telah memakai kata itu. Artinya, penamaan 'Hind' bukan dimulai dan monopoli umat Muslim, melainkan telah dipakai pula oleh orang2 Timur Tengah sebelum masa beliau saw. Pada masa hidup beliau, wilayah politik Muslim hanya terbatas jazirah Arab.)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf, sy punya kesimpulan dari artikel di atas. Mohon dijelaskan lagi dan maaf jika ada tutur kata yg tdk berkenan.
      Jika agama punya nama, maka tuhanpun harus punya nama, jika kata "hindu/shindu/wilayah/golongan/kumpulan" bukan agama, jadi kenapa di pakai sampai saat ini, karena saya masih bingung dengan penjelasan diatas,

      Sesungguhnya Kamilah Yang menurunkan al-Quran, dan Kamilah Yang memelihara dan menjaganya. (surah al-Hijr 15:9)

      Delete
  8. Gmana klo kita laga sumpah aja utk mmbuktikan mana agama yg benar!!! Islam atau hindhu?? Brani??? Klo anda benar jgn takut!!!

    ReplyDelete
  9. Numpang ya min ^^

    Bonus New Member 50%!!! Bukan server IDN maupun PokerV! Cobalah bermain di server baru 1G Poker hanya di kenaripoker . com! Proses deposit dan withdraw tidak basa basi langsung tinggal proses dan main saja bosku, dicoba keberuntungan kamu sekarang juga hanya di kenaripoker . com!

    WHATSAPP : +855966139323
    BBM : KENARI00
    LIVE CHAT : KENARIPOKER . COM
    ALTERNATIVE LINK : KENARIPOKER . COM

    ReplyDelete
  10. Numpang posting ya min ^_^
    Buruan yuk mampir di Y9POKER guys
    *Minimal Deposit 10.000-,
    *Minimal Withdraw 15.000-,

    Disini kamu dapat mainkan 1 ID untuk semua game^__^
    *Texas Poker *Capsa Susun
    *Ceme *Bandar Capsa
    *Ceme Keliling *Big Two (new game)
    *Domino QQ

    Y9POKER ada memiliki beberapa bonus menarik seperti
    *Welcome Bonus 20%
    *Bonus Referral 5%
    *Bonus CashBack Mingguan 0.5%
    *Bonus Next Deposit 5%

    Buruan Join DIY9POKER !!
    Hubungi Customer Service kami yang siap melayani kamu selama 7 x 24 jam Stay Online
    Pin BBM : E36DAA23
    WA : +6285261535211
    LINE : Y9POKER
    Live Chat : Y9POKER(.)Com

    ReplyDelete
  11. bagi akun anonim diatas, sesungguhnya Rasul kami umat islam, Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wasallam dahulu telah mengadakan mubahalah (saling melaknat dalam sumpah).. namun kaum yang diajak bermubahalah tidak berani dan langsung mengajak damai.

    "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la`nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta”. (QS. Ali Imran 59-61)

    Adapun sebab turunnya ayat ini, bahwa utusan orang nashrani dari Najran ketika mereka mendatangi Madinah mereka mendebat tentang masalah Nabi Isa –‘alaihis salam- mereka mengklaim sebagaimana keyakinan mereka bahwa Isa adalah seorang Nabi dan Tuhan.

    Keyakinan yang bathil tersebut terbantahkan setelah kehadiran Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan menjelaskan kepada mereka yang sebenarnya dengan bukti-bukti yang nyata, bahwa Isa adalah hamba dan Rasul-Nya.

    Maka Allah menyuruhnya untuk bermubahalah dengan mereka.

    ReplyDelete
  12. Seraya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengajak mereka untuk melakukan mubahalah, yaitu; agar beliau dan kuarganya –istri dan anak-anaknya- menghadiri majelis mubahalah, mereka juga menghadirkan istri dan anak-anak mereka, kemudian mereka berdoa kepada Allah –Ta’ala- agar siksa dan laknat-Nya menimpa orang-orang yang dusta.

    Maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- menghadirkan Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan dan Husain –radhiyallahu ‘anhum- dan beliau bersabda: “Mereka adalah keluargaku”.

    Maka penduduk Najran bermusyawarah di antara mereka: Apakah mereka menerima ajakan mubahalah tersebut ?

    Ternyata kesimpulan mereka tidak berani menjawab ajakan mubahalah, karena mereka mengetahui bahwa jika mereka menerima ajakan tersebut mereka, istri dan anak-anak mereka akan binasa. Maka mereka meminta damai kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan membayar zizyah. Dan mereka mohon pamit dan damai sampai waktu yang sudah ditentukan. Dan Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyetujui hasil kesepakatan mereka. (Tafsir Ibnu Katsir: 2/49, Tafsir as Sa’di: 1/968)

    ReplyDelete
  13. Aassalammualaikum wr wb, semua Agama d dunia adalah ciptaannya, hendaknya jgn pernah Ada Kata mana agama Yg paling benar krna semua itu datang dari diri sejatinya dan tdk Ada Yg maksa, Dan Allah swt, sdh barang tetentu Ada maksud Dan tujuan, kita sebagai ciptaannya harus lebih sadar siapa kita, ( manusia ) Yg paling utama kita harus d ingat adalah perintah tuhannya, bukan mencoba membandingkannya. Semua sdh d atur jalan kehidupannya semua ciptaannya, Aamiin yra.

    ReplyDelete
  14. aku simpulin scra sederhana tulisan anda ini ya bro:
    1.sebutan Hindu krg tepat,lbh tepat sanatana dharma
    2.sanatana dharma adlh ajaran yg diterima Brahma sbg manusia pertama lgs dr Tuhan
    3.kmd Brahma mensabdakan sanatana dharma kpd para maharishi dan anak keturunannya scra lisan turun temurun slma beribu tahun at berjuta tahun
    4.sanatana dharma kmd dikodifikasikan oleh reshi Vyasa 3000th an sebelum Masehi
    5.untuk menjaga kemurnian Veda(sanatana dharma) Tuhan akan turun sendiri dlm penjelmaan mjd manusia,dan ini terakhir dlm bentuk Sri Khrisna u mensabdakan ulang dlm bagavad Gita.
    6.kadang u menjaga kemurnian Veda Tuhan bukan turun menjelma,tp cukup dg mengutus manusia suci (maharishi).dan ini jumlahnya pasti sudah ratusan di setiap jangka waktu.
    Anda klo mau menambah literasi akan th bhwa:
    Tuhan mengajarkan kebenaran kpd manusia pertama Adam,kmd Adam mengajarkan secara lisan kpd anak2 dan keturunannya.u menjaga keaslian ajaranNya,Dia utus Manusi suci (Nabi) untuk mensabdakan ulang,mengkodifikasi mjd kitab suci /buku.jd Nabi tdk ada yg menciptakan ajaran,tp mensabdakan ulang sabda Tuhan,menyampaikan aja.d dalam Islam scra khusus.Islam jg sdh bermula dr manusia pertama,Adam tentu sj dr inti ajaran,bhwa Dia Esa Tunggal Abadi tidak ada yg setara dan serupa.krn Islam scra makna adalah ketundukan kpd Nya.
    Hanya satu selisihnya secara konsep:Islam tdk menerima penjelmaan Tuhan ke dunia mjd manusia u menjaga keaslian ajaranNya,tp cukup dg mengutus para Nabi tadi.
    Konsep Hindu (maaf mau nulis sanatarna dharma) ga pas u satu hal ini,yaitu penjelmaan mjd manusia ini mirip dan sama dg Kristen.anda tahu ga alasan d dlm Kristen Tuhan menjelma mjd Yesus apa?.sm dg alasan anda,bhwa karena masih syangNya yg besar Dia rela menjelma.dan jg sambil menyimpulkan bgini:klo Dia ga menjelma jd manusia,Dia berarti g maha kuasa.ini justru bias ya,Krn kadang anda menulis u menjaga kemurnian ajaran Veda maka ada para mahaReshi u menjaganya. Ada pr nabi u menjaga ajaranNya.tp gpp,inilah pilihan iman.hanya sayang saja anda menyimpulkan bhwa agama selain Sanatanadharma itu ciptaan manusia.Bro...semua agama mengklaim bhwa ajaran agamanya dr Tuhan yg di Sabdakan melalui utusanNya.tp mmg menarik u didiskusikan bgmn membuktikan mana yg betul2 ajaran Tuhan,ata ajaran dr pemikiran manusia (yg ngaku utusan Tuhan),atau sdh tjd pencampuradukan ajaran Tuhan dan hal pemikiran..ini sgt penting sekaligus menarik pertanyaanku u anda 1 sja:
    Kapan Tuhan d dlm ajaran Hindu (sanatanadharma) akan menjelma lg jd manusia setelah yg terakhir 5000th yg ll mjd Sri Khrisna?.at mmg ajaran Veda dlm pelaksanaannya msh baik shga ga perlu menjelma lg??serius dah g perlu menjelma?bukankah menurut standar Veda ,hr ini Masy bnyak penyelewengan dlm penyembahan kpdNya??trimakaih

    ReplyDelete

Boleh berkomentar panjang lebar, silahkan!Tulisan ini mungkin sinis tapi mudah-mudahan bisa memberi pengertian dan kesadaran untuk lebih mencintai Agama,Tanah Air, Bangsa dan Nusantara. Mencintai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa, budaya serta peninggalan-peninggalan leluhur seperti Candi-candi, Pura, Puri, Purana ataupun yang lainnya.