Mendengar
kisah duka di Lampung dan adanya wacana "Bali Merdeka",..tiba-tiba
timbul keinginan hati utk membuka lg sejarah/Babad Penaklukan Bali atas
Majapahit....Konon kabarnya selama Patih Kebo Iwa dari Bali tetap hidup,
Bali tak bisa dikalahkan.....
Ketika perang tanding terjadi,
disaat Patih Gajahmada sudah tercekik , mendadak timbul niat Kebo Iwa
untuk menunda kematian Gajahmada dengan cara ingin tahu mengapa
Gajahmada seorang Mahapatih yang begitu tersohor namanya, menghadapi
Kebo Iwa seorang diri saja masih mempergunakan tipu daya dengan cara
mengubur Kebo Iwa dalam sumur- hidup hidup.
Gajahmada dengan Isak tangisnya menyatakan bahwa : Disatu sisi dia
mengakui kedigjayaan Kebo Iwa Ksatria Bali, tapi disisi lain dia harus
konsisten dengan keinginan luhurnya mempersatukan Nusantara.
Begitu Kebo Iwa mendengarkan kesaksian Gajahmada yang jujur dan misi
yang luar biasa ini "MEMPERSATUKAN NUSANTARA" maka menangislah Kebo Iwa ,
disatu sisi dia adalah kesatria yang pantang menyerah, disisi lain Kebo
Iwa ingin mensuport perjuangan untuk mempersatukan Nusantara, akhirnya
Kebo Iwa memilih jalan Ksatria, dengan jalan membuka rahasia
kelemahannya
“Wahai Patih Gajah Mada ! Cita-citamu untuk
membuat nusantara menjadi satu dan kuat kiranya dapat aku mengerti,
namun selama ragaku tetap hidup sebagai abdi rajaku, aku akan menjadi
penghalangmu. Maka, taklukkan aku, hilangkan kesaktianku dengan
menyiramkan bubuk kapur ke tubuhku.
.............................. ....................
Akhirnya , sebelum kepergiannya, dengan sisa tenaga yang ada, Patih
Kebo Iwa mengutarakan apa yang ingin dikatakan untuk terakhir kali.
Patih Kebo Iwa :
“Kiranya kematianku tidak sia-sia …biarlah nusantara yang kuat bersatu
sebagai hasil yang pantas atas harga hidupku”. … dan pertiwi pun ikut
menangis melepas kepergian salah satu putra terbaiknya.
Patih Gajah Mada dengan raut muka sedih, memberikan jawaban atas perkataan Patih Kebo Iwa.
Gajah Mada :
“Kepergianmu sebagai tokoh besar akan terkenang dalam sejarah… "SEJARAH
SUATU NUSANTARA YANG SATU DAN KUAT”. Semesta akan tetap mencatat bahwa
pernah dalam suatu masa hidup seorang patih tertangguh dalam sejarah
Bali
Menyimak akan tulisan diatas mengingatkan kita bagaimana para pahlawan Bali memberikan kemerdekaan itu kepada kita, maka gunakanlah kemerdekaan itu dangan sebaek-baeknya. Walau kecewa, sedih dan Emosi tingkat tinggi tapi Pikiran mesti tetap dingin dalam menanggapi segala sesuatunya karena suatu saat kebenaran akan terjawab atas Karma yang telah dilakukan...
Dalam Buku Slokantara Sloka 78 (176-182)
tentang keutamaan dan sebutan lain Kali Yuga:
Di masa besar zaman Kali ialah pemberian itu yang diutamakan dan
dihargai setinggi awan oleh masyarakat. Oleh karena inilah, di zaman
Kali ini orang-orang jahat dan gila (tetapi kaya), tegasnya yang jahat
dan rusuh itu sumber-sumber kehancuran, mereka menyakiti orang-orang
baik. Zaman ini juga dinamai Zaman Besi, terbukti di mana-mana terjadi
peperangan, kekerasan lawan kekerasan (besi lawan besi).
Dalam
Kitab Kakawin Niti รastra Sargah IV, Kakawin Wirama Dasar:
Wirat, Kadang
Wirama: Ragakusuma, 13-14 (31-32), tentang sifat, letak hidup, umur
manusia dan panjang jaman Kali Yuga :Dan zaman sekarang ini
dimaksudkan dalam zaman Kali, saat mana ada-ada saja yang menjadi bahan
perselisihan, bahan perkelahian selalu timbul kekerasan dan dilawan
pula dengan kekerasan, tidak ada manusia berhati emas, semua berhati
besi untuk menghancurkan manusia lainnya, hidup teletak di sumsum
tulang, umur manusia tinggal 100 tahun dan akhirnya umur manusia hanya
tinggal ± 83 tahun (1.000 bulan) dan pada jaman penghabisan umur manusia
di zaman Kali 40 tahunlah batas umur manusia.
Sahabat Generasi Muda Hindu,
Mari kita merenung,...dalam
menyikapi "Tragedi Lampung",...masihkah kita ingin Bali Merdeka atau
tetap mempertahankan misi pendahulu kita, : Kebo Iwa dan Gajah Mada
...NUSANTARA YANG SATU DAN KUAT ????
Sumber : http://www.facebook.com/groups/bangkithindu/
Gajahmada dengan Isak tangisnya menyatakan bahwa : Disatu sisi dia
mengakui kedigjayaan Kebo Iwa Ksatria Bali, tapi disisi lain dia harus
konsisten dengan keinginan luhurnya mempersatukan Nusantara.
Begitu Kebo Iwa mendengarkan kesaksian Gajahmada yang jujur dan misi yang luar biasa ini "MEMPERSATUKAN NUSANTARA" maka menangislah Kebo Iwa , disatu sisi dia adalah kesatria yang pantang menyerah, disisi lain Kebo Iwa ingin mensuport perjuangan untuk mempersatukan Nusantara, akhirnya Kebo Iwa memilih jalan Ksatria, dengan jalan membuka rahasia kelemahannya
“Wahai Patih Gajah Mada ! Cita-citamu untuk membuat nusantara menjadi satu dan kuat kiranya dapat aku mengerti, namun selama ragaku tetap hidup sebagai abdi rajaku, aku akan menjadi penghalangmu. Maka, taklukkan aku, hilangkan kesaktianku dengan menyiramkan bubuk kapur ke tubuhku.
.............................. ....................
Akhirnya , sebelum kepergiannya, dengan sisa tenaga yang ada, Patih Kebo Iwa mengutarakan apa yang ingin dikatakan untuk terakhir kali.
Patih Kebo Iwa :
“Kiranya kematianku tidak sia-sia …biarlah nusantara yang kuat bersatu sebagai hasil yang pantas atas harga hidupku”. … dan pertiwi pun ikut menangis melepas kepergian salah satu putra terbaiknya.
Patih Gajah Mada dengan raut muka sedih, memberikan jawaban atas perkataan Patih Kebo Iwa.
Gajah Mada :
“Kepergianmu sebagai tokoh besar akan terkenang dalam sejarah… "SEJARAH SUATU NUSANTARA YANG SATU DAN KUAT”. Semesta akan tetap mencatat bahwa pernah dalam suatu masa hidup seorang patih tertangguh dalam sejarah Bali
Menyimak akan tulisan diatas mengingatkan kita bagaimana para pahlawan Bali memberikan kemerdekaan itu kepada kita, maka gunakanlah kemerdekaan itu dangan sebaek-baeknya. Walau kecewa, sedih dan Emosi tingkat tinggi tapi Pikiran mesti tetap dingin dalam menanggapi segala sesuatunya karena suatu saat kebenaran akan terjawab atas Karma yang telah dilakukan...
Sahabat Generasi Muda Hindu,
Mari kita merenung,...dalam menyikapi "Tragedi Lampung",...masihkah kita ingin Bali Merdeka atau tetap mempertahankan misi pendahulu kita, : Kebo Iwa dan Gajah Mada ...NUSANTARA YANG SATU DAN KUAT ????
Sumber : http://www.facebook.com/groups/bangkithindu/
Begitu Kebo Iwa mendengarkan kesaksian Gajahmada yang jujur dan misi yang luar biasa ini "MEMPERSATUKAN NUSANTARA" maka menangislah Kebo Iwa , disatu sisi dia adalah kesatria yang pantang menyerah, disisi lain Kebo Iwa ingin mensuport perjuangan untuk mempersatukan Nusantara, akhirnya Kebo Iwa memilih jalan Ksatria, dengan jalan membuka rahasia kelemahannya
“Wahai Patih Gajah Mada ! Cita-citamu untuk membuat nusantara menjadi satu dan kuat kiranya dapat aku mengerti, namun selama ragaku tetap hidup sebagai abdi rajaku, aku akan menjadi penghalangmu. Maka, taklukkan aku, hilangkan kesaktianku dengan menyiramkan bubuk kapur ke tubuhku.
..............................
Akhirnya , sebelum kepergiannya, dengan sisa tenaga yang ada, Patih Kebo Iwa mengutarakan apa yang ingin dikatakan untuk terakhir kali.
Patih Kebo Iwa :
“Kiranya kematianku tidak sia-sia …biarlah nusantara yang kuat bersatu sebagai hasil yang pantas atas harga hidupku”. … dan pertiwi pun ikut menangis melepas kepergian salah satu putra terbaiknya.
Patih Gajah Mada dengan raut muka sedih, memberikan jawaban atas perkataan Patih Kebo Iwa.
Gajah Mada :
“Kepergianmu sebagai tokoh besar akan terkenang dalam sejarah… "SEJARAH SUATU NUSANTARA YANG SATU DAN KUAT”. Semesta akan tetap mencatat bahwa pernah dalam suatu masa hidup seorang patih tertangguh dalam sejarah Bali
Menyimak akan tulisan diatas mengingatkan kita bagaimana para pahlawan Bali memberikan kemerdekaan itu kepada kita, maka gunakanlah kemerdekaan itu dangan sebaek-baeknya. Walau kecewa, sedih dan Emosi tingkat tinggi tapi Pikiran mesti tetap dingin dalam menanggapi segala sesuatunya karena suatu saat kebenaran akan terjawab atas Karma yang telah dilakukan...
Dalam Buku Slokantara Sloka 78 (176-182)
tentang keutamaan dan sebutan lain Kali Yuga:
tentang keutamaan dan sebutan lain Kali Yuga:
Di masa besar zaman Kali ialah pemberian itu yang diutamakan dan
dihargai setinggi awan oleh masyarakat. Oleh karena inilah, di zaman
Kali ini orang-orang jahat dan gila (tetapi kaya), tegasnya yang jahat
dan rusuh itu sumber-sumber kehancuran, mereka menyakiti orang-orang
baik. Zaman ini juga dinamai Zaman Besi, terbukti di mana-mana terjadi
peperangan, kekerasan lawan kekerasan (besi lawan besi).
Dalam
Kitab Kakawin Niti รastra Sargah IV, Kakawin Wirama Dasar:
Wirat, Kadang
Wirama: Ragakusuma, 13-14 (31-32), tentang sifat, letak hidup, umur
manusia dan panjang jaman Kali Yuga :Dan zaman sekarang ini
dimaksudkan dalam zaman Kali, saat mana ada-ada saja yang menjadi bahan
perselisihan, bahan perkelahian selalu timbul kekerasan dan dilawan
pula dengan kekerasan, tidak ada manusia berhati emas, semua berhati
besi untuk menghancurkan manusia lainnya, hidup teletak di sumsum
tulang, umur manusia tinggal 100 tahun dan akhirnya umur manusia hanya
tinggal ± 83 tahun (1.000 bulan) dan pada jaman penghabisan umur manusia
di zaman Kali 40 tahunlah batas umur manusia.
Sahabat Generasi Muda Hindu,
Mari kita merenung,...dalam menyikapi "Tragedi Lampung",...masihkah kita ingin Bali Merdeka atau tetap mempertahankan misi pendahulu kita, : Kebo Iwa dan Gajah Mada ...NUSANTARA YANG SATU DAN KUAT ????
Sumber : http://www.facebook.com/groups/bangkithindu/
setau saya dlu indonesia beragama hindu n budha sblum msuk nya oerg arab yg mnybar kan agama islam di bumi pertwi ini,sya kira umat hindu cma da di bali sja ternyta bnya tersbar di indonsia umat hindu pling bnyak stau say brda di lampung n kalimtn ,sulwsi smga hndu berjwa lagi
ReplyDeleteHal yg terpenting, kita semua adalah satu,
ReplyDeleteSatu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa... INDONESIA.
Saat ini isu perpecahan diindonesia mengadu domba antar agama.maka hati hatilah kita menyikapinya,janganlah satu agama merasa lebih utama dari yg lain.karena kita bersaudara,setanah air indonesia
ReplyDeleteBagus sekali, mengingatkan kita kepada sejarah bali.. Kalau bisa di share lagi, agar banyak yang membaca :)
ReplyDeletebhineka tunggal ika tan hana dharma mangrwa
ReplyDeleteBetulkah cerita tersebut ?
ReplyDeleteBagaimana mungkin... 2 Ksatria sakti dan pandai serta memiliki kesadaran tinggi akan tujuan BHINEKA TUNGGAL EKA tidak punya pemikiran :
Daripada bertarung dan salah satu ksatria hqrus mati .... mengapa tidak bersatu saja untuk mewujudkan cita cita itu.
siapa yg membuat cerita sejarah Bahwa seolah olah 2 ksatria kebanggaan itu tidak pintar cara berfikirnya .....?
apa tujuan tersembunyi dibalik cerita itu...?
coba di simak cerita tersebut... dan waspadai ... jangan sampai bibit DE VIDE ET IMPERA terus bermain dalam sejarah yang penting di Nusantara ini.
INGAT bahwa hancurnya suku bangsa di NUSANTARA di sebabkan oleh politik adu domba atau intrik jahat yang bermaksud merusak generasi kita.
Maaf saya kira sudah jelas alasannya dia patih raja Bali. Mungkin Jaman itu semua raja ingin jd paling tinggi spt istilah dalam hutan tak mungkin ada 2 raja singga, ada juga versi lain karena dia malu pulang ke bali merasa bodoh bisa ketipu padahal seorang patih. Ada benarnya jaman sekarangpun banyak orang pintar berpendidikan jadi penipu dan kena tipu juga.mohon maaf jikalau tak berkenan.๐๐๐
DeleteMaaf saya kira sudah jelas alasannya dia patih raja Bali. Mungkin Jaman itu semua raja ingin jd paling tinggi spt istilah dalam hutan tak mungkin ada 2 raja singga, ada juga versi lain karena dia malu pulang ke bali merasa bodoh bisa ketipu padahal seorang patih. Ada benarnya jaman sekarangpun banyak orang pintar berpendidikan jadi penipu dan kena tipu juga.mohon maaf jikalau tak berkenan.๐๐๐
DeleteNumpang posting ya min ^_^
ReplyDeleteBuruan yuk mampir di Y9POKER guys
*Minimal Deposit 10.000-,
*Minimal Withdraw 15.000-,
Disini kamu dapat mainkan 1 ID untuk semua game^__^
*Texas Poker *Capsa Susun
*Ceme *Bandar Capsa
*Ceme Keliling *Big Two (new game)
*Domino QQ
Y9POKER ada memiliki beberapa bonus menarik seperti
*Welcome Bonus 20%
*Bonus Referral 5%
*Bonus CashBack Mingguan 0.5%
*Bonus Next Deposit 5%
Buruan Join DIY9POKER !!
Hubungi Customer Service kami yang siap melayani kamu selama 7 x 24 jam Stay Online
Pin BBM : E36DAA23
WA : +6285261535211
LINE : Y9POKER
Live Chat : Y9POKER(.)Com