Renungan


Translate

MAHAYOGISVARA MPU BARADAH

Om Swastiastu...

Generasi muda yang saya banggakan, artikel ini di tulis oleh  Hendrick , yang disadur dari Majalah Sinar Dharma Vol 9 No. 1-2/2555 B.E Maret-Oktaber 2011.
Yang menceritakan tentang Kisah perjalanan Mpu Bradah hingga terjadinya Lumpur Lapindo akibat Manusia yang semakin rakus sehingga tidak lagi bersahabat dengan alam dan juga sekitarnya. Sudah selayaknya manusia mawas diri agar tidak mengeksploitasi alam berlebihan.

“Terdapat pertapa Buddhis dari aliran Mahayana, guru yang paham akan Tantra dan pemimpin para yogi, yang tinggal di tengah-tengah kuburan di Lemah Citra, pelindung dunia. Yang sampai di Bali dengan menapak air laut. Mpu Bharada (Baradah)namanya, paham akan masa lalu, masa kini dan akan datang. Berkenan di hatinya dimohon belas kasihnya membagi bumi. Yang perbatasannya ditandai dengan air kendi dari angkasa. Barat timur hingga samudera, utara selatan tidak jauh. Bagaikan jauh terpisah oleh samudra bumi Jawa milik raja.”

(Negarakertagama)

Di antara sederet nama-nama para tokoh Buddhis / Bodhisattva di masa lampau, terdapat seorang guru besar bernama Mpu Baradah (Mpu Bharada) yang merupakan seorang Mahasiddha. Kisah kebajikan dan kesaktiannya bahkan dapat dikatakan menyamai kisah-kisah para 84 Mahasiddha Buddhis di Jambudvipa (India). Mpu Baradah lahir di daerah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan, Jawa Timur. Terlahir di tengah-tengah keluarga brahmana yang merupakan siswa penganut ajaran Buddha. Ayahnya adalah seorang pendeta (pandita) Buddha bernama Mpu Lampita atau Danghyang Tanuhun, putra dari Danghyang Bajrasatwa (Vajrasattva). Mpu Baradah adalah yang termuda di antara lima bersaudara.

Mpu Baradah adalah guru dari Raja Airlangga (Erlangga) pendiri Kerajaan Kahuripan. Airlangga adalah putra pasangan Udayana raja Bali dengan Mahendradatta, seorang putri dari Kerajaan Medang Kamulan. Berdasarkan cerita rakyat, putri mahkota Airlangga menolak menjadi raja dan memilih hidup sebagai pertapa bernama Dewi Kili Suci. Airlangga yang tidak menghendaki terjadinya perebutan kekuasaan antara dua putranya, mengutus Mpu Baradah pergi ke Bali agar salah satu putranya bisa diangkat menjadi raja di Bali. Ini dilakukannya mengingat dirinya juga putra raja Bali.

Mpu Baradah menyeberangi Selat Bali dengan menaiki daun kekatang (keluih) menuju ke Bali. Penasihat dari Raja Bali Sri Dharma Udayana Warmadewa, yaitu pendeta Buddha Mpu Kuturan, kakak Mpu Baradah, tidak menyetujui permintaan Raja Airlangga. Tidak ada jalan lain, Raja Airlangga akhirnya mau tidak mau harus membagi kerajaannya di Jawa menjadi dua. Dengan siddhinya, Mpu Baradah terbang membawa sebuah kendi berisi air. Kucuran air kendi itu berubah menjadi anak sungai yang sekarang dikenal sebagai Sungai Porong di Delta Brantas.

Demikianlah Kerajaan Medang Kamulan terbelah menjadi dua, Jenggala (Singosari) dan Panjalu (Kediri). Kisah pemisahan kerajaan ini disebutkan dalam kitab Negarakertagama dan Serat Calon Arang. Negarakertagama pupuh 76/3 dan pupuh 77/2 menyebut Lemah Citra sebagai desa perdikan ke-Buddha-an dan menurut kebiasaan, desa perdikan sebagai anugerah raja diberi pikukuh berupa prasasti.

Sima swatantra kasogatan Lemah Tulis terletak di daerah Trowulan, Mojokerto. Arya Baradah juga dikaitkan dengan penyucian dan pemberkatan Sima (tempat tinggal bhiksu) Prajnyaparamitapuri di Kamal Pandak dan dongeng terjadinya Kali Porong. Prasasti Wurare yang berada di lapik arca Buddha Mahaksobhya (Joko Dolog) mencatat:

“Dahulu terdapat pandita utama, Arya Bharada yang mahatahu. Memiliki pengetahuan serta siddhi. Mahamuni di antara para Muni (suciwan Buddha). Seorang mahayogi utama, mengasihi semua makhluk. Seorang siddha yang mahawira. Tiada ternoda oleh segala nafsu dan klesha (kekotoran batin).”

Pada masa akhir hidupnya, Mpu Baradah tinggal di tempat pembakaran mayat bernama Wurare. Pergi ke Gunung Wilis, mencapai Nirvana dan pergi ke alam para Vidyadhara dengan tubuh fisiknya bersama-sama putrinya, Wedawati. Kemudian putranya, Mpu Yajnaswara, melanjutkan gaung Dharma ayahnya di Lemah Tulis.

Di daerah Porong Sidoarjo dulunya terdapat situs purbakala yang berupa candi .Candi ini bernama Candi Pradah, yang merupakan peninggalan Mpu Baradah. Di situs penting di Desa Siring dan Renokenongo ini juga ditemukan Prasasti Watumanak. Warga Siring dan Renokenongo menyebut situs itu sebagai Punden Prada. Mpu Baradah membuat candi di daerah Porong Sidoarjo untuk pemujaan terhadap Sang Hyang Batara Ismaya atau Batara Kartika atau yang dikenal dengan nama Semar, Smarasanta, Jnanabhadra dan Badranaya. Semar di sini kemungkinan adalah Bhiksu Jnanabhadra yang membantu dalam penerjemahan Sutra Mahaparinirvana. Jnanabhadra juga dikait-kaitkan dengan nama Sekar Jagad. ranah kepercayaan Jawa, Jnanabhadra adalah nama lain dari ‘Janggan Smarasanta’ alias Semar. Figur tokoh simbulisasi ‘gambaran’ konsep sistim religi Jawa yang mampu ‘momot momong mangkat’ berbagai sistim religi lain. Semar atau Hyang Ismaya adalah pamomong jagad, demikianlah konsep kepercayaan Jawa.

Secara umum banyak pengamat yang menyimpulkan bahwa Semar melambangkan Kebenaran yang hakiki dan
dengan demikian ia adalah jaminan kemenangan serta keselamatan. Semar adalah sosok yang tidak terpersonifikasikan. Semar adalah gambaran cinta kasih, ini mengingatkan kita pada Nirvana atau Dharmakaya itu sendiri, sehingga dapat dikatakan bahwa bhiksu Jnanabhadra telah mencapai ke-Buddhaan dan Mpu Baradah membangun candi untuk menghormatinya.

Namun bencana Lumpur Lapindo menghancurkan kompleks candi yang merupakan warisan leluhur dari kerajaan Jenggala. Kawasan Porong selain dikenal kaya gas bumi, juga menjadi pusat situs-situs peninggalan Majapahit, seperti Candi Pari yang sekarang lokasinya berdekatan dengan area semburan lumpur. Konon hancurnya Candi Prada diyakini penduduk sekitar sebagai salah satu faktor terjadinya bencana lumpur, karena Mpu Baradah sebenarnya membangun Candi Prada untuk menahan terjadinya bencana luapan lumpur dengan siddhi-nya.

Pada zaman Airlangga berkuasa telah diketahui bahwa di bawah daerah Porong dan sekitarnya ada gunung lumpur yang sewaktu-waktu dapat menyembur keluar. Untuk menghindari semburan lumpur tersebut, Prabu Airlangga meminta bantuan Mpu Baradah. Kemudian Mpu Baradah menasihati raja agar membuat candi di atas gunung lumpur tersebut. Mpu Baradah kemudian bersemedi dan memberi kekuatan pada candi tersebut untuk menangkal semburan. Dengan demikian daerah tersebut aman dan menjadi hunian penduduk yang kian
hari kian ramai.

Hipotesis bencana erupsi gunung lumpur pada masa Jenggala dan Majapahit didasarkan dan diteliti melalui lima tesis:
1.
Tesis bencana “banyu pindah” 1334 M dan bencana “pagunung anyar” 1374M yang tercatat pada Kitab Pararaton;
2.
Tesis suryasengkala peristiwa keruntuhan Majapahit “sirna ilang krtaning bhumi” yang berarti tahun 1400 Saka/1478 M, tercatat dalam Serat Kanda dan Babad Tanah Jawi, dan secara leksikal dan gramatikal dapat didefinisikan ulang sebagai “musnah hilang sudah selesai pekerjaan bumi” (berkonotasi kemusnahan akibat bencana kebumian/geologi);
3.
Tesis peristiwa “guntur pawatugunung” pada tahun1403 Saka/1481 M yang telah banyak ditafsirkan para ahli sebagai bencana letusan gunung api (atau dalam hal ini gunung lumpur) yang berkaitan dengan “sirna ilang krtaning bhumi” berdasarkan saat kejadian yang berdekatan atau sebenarnya bersamaan;
4.
Tesis folklor “Timun Mas” yang berkembang pada masa Jenggala dan Kediri yang isi ceritanya sangat mirip dengan peristiwa kejadian erupsi gunung lumpur, sehingga cerita rakyat ini bernilai dichtung und wahrheit (antara ceritadan kenyataan) untuk menggambarkan proses kejadian alam; dan
5.
Tesis geologi wilayah Jenggala dan Majapahit yang menunjukkan bahwa kedua kerajaan ini berlokasi di depresi Kendeng bagian timur yang di atasnya sebagian ditutupi oleh delta Brantas dan bersifat elisional. Suatu sistem elisional akan mendorong terjadinya gejala diapir dan erupsi gunung lumpur.


Semoga bermanfaat.
Om shanti shanti shanti om...

Artikel Terkait

8 comments:

  1. Sangat menarik, semoga dapat memberi pencerahan kepada generasi muda agar lebih mencintai dan menghormati pendahulu kita (leluhur)

    ReplyDelete
  2. Bukannya sejarah yg di pelajari malah towo nomer togel..kelaut aje gel togel..

    ReplyDelete
  3. Bukannya sejarah yg di pelajari malah towo nomer togel..kelaut aje gel togel..

    ReplyDelete
  4. Silahkan belajar etika untuk beriklan sesuai dg waktu dan tempat!! :( :(

    ReplyDelete
  5. Numpang ya min ^^

    Bonus New Member 50%!!! Bukan server IDN maupun PokerV! Cobalah bermain di server baru 1G Poker hanya di kenaripoker . com! Proses deposit dan withdraw tidak basa basi langsung tinggal proses dan main saja bosku, dicoba keberuntungan kamu sekarang juga hanya di kenaripoker . com!

    WHATSAPP : +855966139323
    BBM : KENARI00
    LIVE CHAT : KENARIPOKER . COM
    ALTERNATIVE LINK : KENARIPOKER . COM

    ReplyDelete
  6. Numpang posting ya min ^_^
    Buruan yuk mampir di Y9POKER guys
    *Minimal Deposit 10.000-,
    *Minimal Withdraw 15.000-,

    Disini kamu dapat mainkan 1 ID untuk semua game^__^
    *Texas Poker *Capsa Susun
    *Ceme *Bandar Capsa
    *Ceme Keliling *Big Two (new game)
    *Domino QQ

    Y9POKER ada memiliki beberapa bonus menarik seperti
    *Welcome Bonus 20%
    *Bonus Referral 5%
    *Bonus CashBack Mingguan 0.5%
    *Bonus Next Deposit 5%

    Buruan Join DIY9POKER !!
    Hubungi Customer Service kami yang siap melayani kamu selama 7 x 24 jam Stay Online
    Pin BBM : E36DAA23
    WA : +6285261535211
    LINE : Y9POKER
    Live Chat : Y9POKER(.)Com

    ReplyDelete

Boleh berkomentar panjang lebar, silahkan!Tulisan ini mungkin sinis tapi mudah-mudahan bisa memberi pengertian dan kesadaran untuk lebih mencintai Agama,Tanah Air, Bangsa dan Nusantara. Mencintai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa, budaya serta peninggalan-peninggalan leluhur seperti Candi-candi, Pura, Puri, Purana ataupun yang lainnya.